Fast Charging pada smartphone [Pembahasan singkat]
Memasuki tahun 2020 telah banyak smartphone yang beredar dengan fitur fast charging bahkan di kelas entry level contohnya adalah redmi 8A dengan harga 1 jutaan sudah dapat usb tipe C dan fast charging 18 Watt. WOW!
Jadi sudah tidak asing lagi bagi kita mendengar kata fast charging, karena memang kebutuhan manusia semakin ke sini semakin dekat dengan gadget sehingga pentingnya smartphone berada di samping kita adalah sudah seperti kebutuhan.
Kebanyakan baterai yang digunakan oleh smartphone masa kini adalah Lithium Ion (Li-ion) dan Lithium Polimer (Li-Po) karena kepadatan energinya tinggi dan ramah digunakan untuk perangkat elektronik.
Ingat! Baterai Lithium tidak suka panas, tidak suka diisi sampai penuh maupun digunakan sampai habis. Untuk pengecasan smartphone sekarang dapat menggunakan kabel dan juga tanpa kabel (Wireless) dengan metode induksi.
Kecepatan pengecasan itu tergantung dari daya yang dialirkan dari kepala charger ke smarphone dan juga kapasitas dari baterai itu sendiri. Makin besar dayanya maka makin cepat pengisian daya ke smartphone, begitu pula makin kecil kapasitas baterai smartphone maka makin cepat terisi.
Arus (A) x Voltase (V) = Daya (W)
Tidak masalah jika smartphone kita menggunakan adaptor dari merk lain asalkan rating daya yaitu voltase dan arus yang digunakan adalah sama. Namun yang perlu diperhatikan di sini adalah setiap brand smartphone mengembangkan teknologi fast charging-nya sendiri sehingga ada perbedaan dari teknologi atau IC yang digunakan sesuai dengan karakter dari brand masing-masing.
Baca juga : Macam-macam fast charging pada smartphone
Contohnya Samsung Galaxy Note 10+ yang support Power Delivery 45 Watt namun baru maksimal jika menggunakan adapter bawaan dari Samsung itu sendiri. Jika menggunakan adapter dari merk lain kecepatannya tidak optimal.
Dalam pengisian daya smartphone, biasanya semakin penuh maka semakin lambat pengisiannya.
Misalnya pada pengecasan Realme 6
0 - 70% yaitu sekitar 30 menit
70-100% membutuhkan 30 menit lagi
Mengapa demikian? karena charging itu seperti menata barang pada sebuah koper. Semakin penuh kopernya maka semakin sulit untuk mengisi koper tersebut dengan barang. Hal ini juga dilakukan dengan tujuan menambah umur baterai supaya lebih awet.
Hal terpenting adalah jangan sampai kita menggunakan charger yang abal-abal. Biasanya banyak beredar di pasaran dengan harga yang murah. Jika kita terbiasa menggunakan charger yang abal-abal maka lambat laun baterai akan rusak. Saran saya beli charger ori atau charger dengan merk ternama walaupun memang dengan harga yang mahal. Charger mahal biasanya juga memiliki banyak fitur seperti overcharging protection dan fitur lainnya yang mendukung baterai lebih sehat sehingga pengecasan cepat namun aman juga.
Kabel yang digunakan juga sangat berpengaruh, karena kabel ibaratnya adalah jalan untuk arus lewat. Jika arus yang lewat adalah 3A namun jalur yang tersedia adalah 1A maka pengisian akan tidak optimal. Misalnya charger VOOC oppo atau Huawei biasanya lebih tebal karena memang dapat menghantarkan arus hingga 5A.
Jadi, apakah Fast Charging itu aman?
Intinya selama kita menggunakan charger yang benar, dan tidak sering memakai baterai sampai habis, Fast Charging aman-aman saja seperti charger biasa.
Info!
Vivo kabarnya sedang mengembangkan charger dengan daya 120 W yang memungkinkan mengisi daya baterai 4000 mAh dalam waktu 13 menit saja. Asalkan dia dapat mengatur load daya yang masuk dan tidak overheat maka itu tidak masalah. Itulah mengapa kita tidak dianjurkan mengecas sambil bermain game. Karena panas yang dihasilkan smartphone saat ngecas dan bermain game itu lebih berpotensi untuk merusak baterai.
Sekian pembahasan singkat dari Rufidea, terima kasih telah membaca hingga selesai, semoga bermanfaat.
Sekian pembahasan singkat dari Rufidea, terima kasih telah membaca hingga selesai, semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Fast Charging pada smartphone [Pembahasan singkat]"
Posting Komentar